BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dalam proses
pembelajaran bahwa penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang
dibutuhkan siswa dalam menghadapi kehidupan rill adalah merupakan tujuan
pendidikan. Tetapi dalam proses pembelajaran dalam kelas bagaiamana siswa dapat
menguasai dan memahami bahan ajar secara tuntas masih merupakan masalah yang
sulit. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam satu kelas para siswa adalah
merupakan makhluk sosial yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Perbedaan
tersebut dapat dilihat dari aspek kecerdasan, pisikologis, biologis.
Dari
perbedaan tersebut maka dapat menimbulkan beragamnya sikap dan anak didik di
dalam kelas. Menjadi tugas guru bagaiman menjadikan keanekaragaman
karakteristik siswa tersebut dapat diatasi sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Hal itu merupakan tugas bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik.
Keterampilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak hanya tertuang
dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses
pembelajaran yang baik akan dipengaruhi pula oleh iklim belajar yang kondusif
atau maksimal berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan barang.
Banyaknya keluhan guru karena
sukarnya mengelola kelas sehingga tujuan pembelajaran sukar untuk dicapai. Hal
ini kiranya tidak perlu terjadi apabila ada usaha yang dapat dilakukan oleh
guru dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif dan maksimal. Misalnya
penataan ruang kelas berupa pengaturan/ penataan tempat duduk yang sesuai
dengan kegiatan yang sedang berlangsung.
Pengelolaan kelas yang baik akan
melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajaran pun
dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Dengan tercapainya tujuan
pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai dengan rumusan tujuan
pembelajaran.
Dari permasalahan tersebut maka
kiranya perlu bagi guru atau calon pengajar mengetahui dan memahami tentang
pengelolaan kelas, salah satunya yaitu pengaturan ruangan kelas berupa penataan
tempat duduk siswa.
1.2. Rumsan Masalah
·
Apakah Pengolahan Kelas?
·
Bagaimana Penataan Ruang
Kelas?
·
Bagaimana Bentuk-bentuk Tempat
Duduk?
·
Bagaimana Penataan Tempat
Duduk?
1.3.Tujuan Penulisan
·
Memenuhi Tugas Matakuliah
Bimbingan Konseling Pribadi Sosial
·
Mengetahuai Pengolaan Kelas
dengan Cara Penataan Runga Kelas, Bentuk dan Penataan Tempat Duduk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pengelolaan Kelas
Menurut Winataputra (2003),
menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang
ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan
menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosoi- emosional yang positif , serta
menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.
Akhmad Sudrajat, menyatakan bahwa:
“Pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan
rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian
kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat
waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan
orang (peserta didik) dan fasilitas”.
Dan menurut Winzer menyatakan bahwa
pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan
lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial.
Dari pendapat diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya
proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan
pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan
dengan pengaturan orang (siswa) dan barang/ fasilitas. Kegiatan guru tersebut
dapat berupa pengaturan kondisi dan fasilitas yang berada di dalam kelas yang
diperlukan dalam proses pembelajaran diantaranya tempat duduk, perlengkapan dan
bahan ajar, lingkungan kelas (cahaya, temperatur udara, ventilasi) dll.
2.2. Penataan
Ruang Kelas
Pembelajaran yang efektif dapat
bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang
menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang kelas
dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu ditata dengan
baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan
guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell yaitu:
1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan
barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa
secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang
berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan
pembelajaran.
2. Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk
meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran.
Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa
sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang
sedang bekerja.
3.
Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata
dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan
tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode
diskusi, dan kerja kelompok.
4. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan,
cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
5. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru
menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar.
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap
dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya
memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa
untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan
ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk.
yaitu:
·
Ukuran bentuk kelas
·
Bentuk serta ukuran bangku dan meja
·
Jumlah siswa dalam kelas
·
Jumlah siswa dalam setiap kelompok
·
Jumlah kelompok dalam kelas
·
Komposisi siswa dalam kelompok
(seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
Berkaitan dengan penataan ruang kelas belajar maka
pada penulisan makalah ini hanya berkaitan dengan pengelolaan kelas berupa
penempatan tempat duduk siswa saja.
2.3. Tempat
Duduk Siswa
Tempat duduk merupakan fasilitas
atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam
proses belajar di kelas di sekolah formal.tempat duduk dapat mempengaruhi
proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah,
tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh
siswa. Maka siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang.
Bentuk dan ukuran tempat yang
digunakan bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh
seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki oleh beberapa orang siswa.
Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di ubah-ubah formasinya yang disesuaikan
dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat dudukpun sebaiknya
tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah untuk diubah-ubah dan
juga harus disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas.
Sebenarnya banyak macam posisi
tempat duduk yang bias digunakan di dalam kelas seperti berjejer ke belakang,
bentuk setengah lingkaran, berhadapan, dan sebagainga. Biasanya posisi tempat
duduk berjejer kebelakang digunakandalam kelas dengan metode belajar ceramah.
Dan untuk metode diskusi dapat menggunakan posisi setengah lingkaran atau
berhadapan. Dan sebagai alternatif penataan tempat duduk dengan metode kerja
kelompok atau bahkan bentuk pembelajaran kooperatif, maka menurut Lie ada beberapa
model penataan bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran kooperatif,
diantaranya seperti:
§ Meja tapal
kuda, siswa bekelompok di ujung meja
§ Penataan
tapal kuda, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
§ Meja Panjang
§ Meja
Kelompok, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
§ Meja
berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja
Dan masih ada beberapa bentuk posisi
tempat duduk yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif ini.
Dalam memilih desain penataan tempat
duduk perlu memperhatikan jumlah siswa dalam satu kelas yang kan disesuaikan
pula dengan metode yang akan digunakan.
Hal yang tidak boleh kita lupakan
bahwa dalam penataan tempat duduk siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan
dengan metode pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi seorang guru perlu
mempertimbangkan karakteristik individu siswa, baik dilihat dari aspek
kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting karena
guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan suasana yang
nyaman bagi para siswa.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan
persamaannya yang pada intinya mencakup ketiga aspek di atas. Persamaan dan
perbedaan dimaksud adalah :
§ Persamaan
dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi).
§ Persamaan
dan perbedaan dalam kecakapan
§ Persamaan
dan perbedaan dalam hasil belajar
§ Persamaan
dan perbedaan dalam bakat
§ Persamaan
dan perbedaan dalam sikap
§ Persamaan
dan perbedaan dalam kebiasaan
§ Persamaan
dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman
§ Persamaan
dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
§ Persamaan
dan perbedaan dalam minat
§ Persamaan
dan perbedaan dalam cita-cita
§ Persamaan
dan perbedaan dalam kebutuhan
§ Persamaan
dan perbedaan dalam kepribadian
§ Persamaan
dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan
§ Persamaan
dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.
Berbagai persamaan dan perbedaan
kepribadian siswa di atas, sangat berguna dalam membantu usaha pengaturan siswa
di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokan
siswa dan penataan tempat duduk dengan metode belajar kelompok guna menciptakan
lingkungan belajar aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh
kesenangan dan bergairah dapat terlaksana.
Penempatan siswa kiranya harus mempertimbangan
pula pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa
yang mempunyai tubuh tinggi dan atau rendah. Dan bagaimana menempatkan siswa
yang mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper
aktif, suka melamun, dll.
2.4. Penataan
Tempat Duduk Siswa sebagai
Bentuk Pengelolaan Kelas
Tujuan utama penataan lingkungan
fisik kelas ialah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah
laku siswa yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot,
pajangan, dan barang-barang lainnya di dalam kelas.
Penataan tempat duduk adalah salah
satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas. Karena pengelolaan
kelas yang efektif akan menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Dengan penataan
tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang
kondusif, dan juga menyenangkan bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Winzer (Winataputra, 2003: 9-21) bahwa “penataan lingkungan kelas yang tepat
berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran. Lebih jauh, diketahui bahwa tempat duduk berpengaruh jumlah
terhadap waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan”.
Sesuai dengan maksud pengelolaan
kelas sendiri bahwa pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru
dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, melalui kegiatan
pengaturan siswa dan barang/ fasilitas. Selain itu pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakakan, memelihara tingkah laku siswa yang dapat
mendukung proses pembelajaran. Maka dengan demikian pengelolaan kelas berupa
penataan tempat duduk siswa sebagai bentuk pengelolaan kelas dapat membantu
menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keterampilan pengelolaan kelas perlu
dimiliki oleh guru, karena hal ini akan membantu dalam pencapaian tujuan
pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan
berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pengelolaan
kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran
yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan barang/ fasilitas.
Salah satu bentuk pengelolaan kelas
adalah penatan tempat duduk, dimana penatan tempat duduk perlu memperhatikan
lingkungan fisik kelas dan juga keanekaragaman karakteristik siswa, serta
mempertimbangkan kesesuaian metode yang digunakan dengan tujuan akhir dari
pembelajaran itu sendiri.
Kondisi dan posisi tempat duduk
dapat menentukan tingkat aktivitas belajar siswa di kelas. Hal tersebut
sisebabkan karena tempat duduk yang nyaman akan membantu siswa untuk tenang
dalam belajar dan apat pula menimbulkan gairah belajar siswa.
3.2. Saran
Kiranya perlu menjadi perhatian bagi
guru dan bahkan calon pengajar bahwa keterampilan mengelola kelas salah satunya
penataan tempat duduk harus dikuasai. Pengelolaan kelas menyangkut kepada
menciptakan iklim atau kondisi belajar yang kondusif dan aksimal. Melalui
penatan tempat duduk yang tepat diharapkan akan menfasilitasi siswa untuk
belajar dengan aktif. Adapun saran yang dapat dilakukan dalam penatan tempat
duduk seperti:
§ Menentukan
posisi tempat duduk yang disesuaikan dengan metode pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.
§ Kondisi baik
bentuk, ukuran tempat duduk harus baik dan pas
§ Menggunakan
tempat duduk yang mudah diatur atau diubah-ubah untuk mempermudah merubah
posisi tempat duduk
§ Penempatan
siswa sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya, misalnya menempatkan siswa
yang berpostur tingi di belakang, menempatkan siswa yang hiper aktif di depan
sehingga guru mudah untuk memantau.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat (2008). Penataan tempat Duduk Siswa sebagai Bentuk Pengolahan Kelas. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/penataan-tempat-duduk-siswa-sebagai-bentuk-pengelolaan-kelas/
sangat membantu.....
BalasHapus